Langkau ke kandungan utama

Menjawab 9 kecelaruan fakta terhadap kepercayaan Kristian - Bahagian I

Pendahuluan

Post ini timbul dari komen yang ditinggalkan oleh seorang pengunjung tanpa nama blog ini. Komen-komen tersebut boleh dibaca bermula di sini. Selain itu, seorang lagi pembaca blog ini (tidak akan saya nyatakan nama beliau) juga meminta (melalui mesej) agar respon diberikan kepada kesembilan poin di dalam komen tersebut.

Komen yang diberikan oleh tanpa nama tersebut diambil dari laman answering misionaris (namun, asal artikel tersebut adalah dari laman ini). Artikel tersebut juga sudah lama beredar di dalam internet dan berkemungkinan ditulis dari Indonesia berdasarkan sistem ejaan yang digunakan (contohnya, Kristian disebut Kristen). Bukan itu sahaja, respon kepada poin-poin yang ditimbulkan juga telah banyak diberikan (walaupun mungkin bukan menjawab artikel tersebut secara terus) seperti yang diberikan di laman Answering-islam.org (cth: 1, 2, 3). 

Namun, respon khusus untuk artikel tersebut nampaknya tidak ada (atau mungkin belum saya temui). Maka, di dalam post ini, kita akan meneliti setiap poin yang diberikan di dalam artikel tersebut.

Saya akan menggunakan artikel yang terdapat di dalam laman web answering misionaris sebagai platform kepada respon ini memandangkan ia adalah artikel yang dipetik oleh si tanpa nama.


Artikel tersebut bermula seperti berikut:
"Sesuatu agama adalah tertegak berdasarkan apa yang terkandung di dalam kitab suci mereka, kerana kitab suci ini berasal dari Tuhan. Tetapi apakah yang akan terjadi sekiranya kitab suci itu sekarang sudah dinodai, apakah masih layak ia disebut sebagai sebuah kitab suci?
Itulah Alkitab yang berada di tangan orang Kristian sekarang, mereka begita bangga namun tidak pernah teliti membacanya. Bagaimankah boleh seorang Kristian yang dilarang makan babi, tetapi mereka memakannya? Seorang Kristian yang seharusnya bersunat, tetapi mereka menolaknya? Seorang Kristian yang seharusnya kalau mati dikafani, mereka malah menggunakan peti? Ini merupakan suatu pelanggaran berat kerana mereka melanggar syariat agamanya sendiri.
Semua percanggahan ajaran di dalam Alkitab ada dalam tulisan ini, oleh sebab ia adalah sangat penting dibaca bagi mereka yang terpedaya oleh dakyah misionaris-misionaris Kristian dan lemah iman mereka."
Artikel tersebut dimulakan dengan suatu dakwaan dan andaian bahawa Alkitab yang ada hari ini telah "dinodai", iaitu, diubah dari yang asal. Namun, agak menghairankan apabila di dalam tulisan seterusnya, ayat-ayat Alkitab pula yang digunakan untuk menyokong poin-poin yang hendak ditekankan oleh penulis artikel ini. Bukankah penulis artikel ini sendiri telah mendakwa Alkitab hari ini telah "dinodai"? Maka, mengapa menggunakan Alkitab yang telah "dinodai" ini untuk menyokong poin-poin yang hendak ditegakkan tersebut? Bagaimana penulis tahu bahawa ayat-ayat Alkitab yang digunakannya bukanlah salah satu isi kandungan Alkitab yang telah "dinodai" tersebut?

Di awal artikel tersebut, kita sudah dapat melihat suatu percanggahan yang mana mungkin tidak disedari oleh penulis ketika menulis pendahuluan tersebut. Mungkin kerana penulis pendahuluan dan kesembilan poin di dalam artikel tersebut adalah orang yang berbeza. Kesembilan-sembilan poin artikel tersebut sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan bagaimana kononnya Kristian tidak mematuhi beberapa perintah yang terdapat di dalam Alkitab. Pendahuluan artikel tersebut pula cuba menyatakan Alkitab telah "dinodai" tanpa menyedari, artikel (asal) tersebut menggunakan Alkitab sama yang kononnya telah dinodai untuk membuktikan poin-poin tersebut, sekaligus bercanggah dengan isi artikel itu sendiri.

Kemungkinan penulis kepada "pendahuluan" ini berasal dari Malaysia memandangkan nama "Kristian" tidak ditulis menurut sistem ejaan Bahasa Indonesia iaitu "Kristen" (namun, tulisan seterusnya di dalam artikel tersebut menggunakan ejaan "Kristen").

Kita lihat poin pertama yang diberikan:
1. Injil Melarang Memakan Daging Khinzir
Inilah sebuah fakta mengenai kebohongan orang Kristen yang mengatakan bahwa mereka sangat taat pada ajaran Yesus yang terkandung dalam kitab suci mereka. Kebohongan ini terungkap ketika Alkitab sebagai kitab suci mereka dengan tegas melarang makan babi, dalilnya ada pada Kitab Ulangan 14 : 8 yang berbunyi:
“Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biah, haram itu bagimu…”
Dan juga pada kitab Imamat 11 : 7 yang berbunyi:
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.”
Dalam Alkitab terbitan tahun 1968, bunyi kitab Imamat 11:7 adalah seperti berikut:
“Demikian juga babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang tetapi tidak memamah biak; haram bagimu.”
Sedangkan dalam terbitan 1979, ayat haramnya babi tersebut disulap, diganti, ditambah, menjadi “babi hutan”:
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.” (Imamat 11:7).
Pertama, penulis telah melakukan kesilapan dengan menyatakan "Injil Melarang Memakan Daging Khinzir". Kesilapan ini terlalu asas sehinggakan saya sangat tertanya-tanya sejauh manakah pengetahuan asas sebenar penulis dalam hal ini.

Perhatikan, penulis memberikan petikan ayat dari kitab Imamat 11:7. Jika penulis benar-benar tahu, mengapa penulis menulis "Injil Melarang Memakan Daging Khinzir" sedangkan kitab Imamat bukanlah kitab Injil?[1] Kitab Imamat merupakan sebahagian daripada himpunan 5 buah kitab yang membentuk Taurat.[2] Ia bukanlah Injil. Penulis sepatutnya menulis "Taurat Melarang Memakan Daging Khinzir".

Penulis juga menekankan tentang perubahan perkataan "babi" di dalam Alkitab Terjemahan Lama lembaga Alkitab Indonesia yang menjadi "babi hutan" di dalam Alkitab Terjemahan Baru Lembaga Alkitab Indonesia.[3] Mengapa penulis begitu mengambil berat perubahan ini? Ia dijelaskan di dalam hujah penulis yang seterusnya:
Theologi Kristen Menghalalkan Babi
Sebahagian orang Kristian membantah ayat yang mengharamkan babi di atas dengan mengatakan: “Yang dilarang pada payat di atas adalah babi hutan, kalau babi di bandar dibolehkan”. Itulah jawapan orang-orang yang kebingungan, semua jawapan yang diberikan tidak lagi berdasarkan logik akal. Padahal mengikut akal yang sihat, apa bezanya antara babi hutan dengan babi di bandar? Walaupun di hutan atau di bandar, ia tetap bernama babi. Yang di hutan memiliki monyong yang sama halnya dengan yang di kota, hanya bezanya yang di hutan tidak dibela sedang yang di kota lebih terbela. Setujukah saudara?
- (Bahagian yang ditebalkan adalah penekanan daripada saya.)
Jika itulah alasan yang diberikan oleh Kristian agar boleh memakan daging babi, saya juga akan menyatakannya sebagai "Itulah jawapan orang-orang yang kebingungan .... tidak lagi berdasarkan logik akal".

Namun, itu bukanlah alasan sebenar mengapa Kristian boleh memakan daging babi. Malah, saya tidak pernah berjumpa mana-mana Kristian, yang tahu akan pengajaran sebenar Alkitab, menggunakan alasan seperti itu.

Selain itu, perkataan asal "babi" pada Imamat 11:7 (iaitu di dalam bahasa Ibrani) kekal sama walau apa pun terjemahan yang digunakan.[4] Maka, hujah penulis ini sebenarnya tidak relevan dan tidak berkaitan dengan sebab mengapa Kristian boleh memakan daging babi. Penulis telah memberikan sebuah alasan palsu dan kemudian cuba menafikan alasan palsu tersebut, seolah-olah ia adalan alasan sebenar.

Penulis kemudian menambah:
Selidik punya selidik, ternyata golongan Kristian juga memiliki dalil yang menguatkan pendapat mereka bahwa babi itu halal hukumnya. Hal ini didasarkan pada ucapan Paulus yang terdapat di dalam Kitab Roma 14 : 2, 3, 17 dan 20. Dalam satu kitab suci terdapat dua hukum yang berbeda, yang lebih parah lagi pada ayat 20 dikatakan: “…segala sesuatu adalah suci (halal).”
Sebelum itu, saya berikan pautan berikut (Roma 14:1-23) untuk anda membaca keseluruhan konteks ayat dari Roma 14 tersebut. Saya tidak akan mengulas ayat-ayat tersebut kerana memang benar ia merupakan salah satu dasar kepada pembenaran memakan daging babi di dalam Kristianiti.

Penulis kemudian cuba menggambarkan bahawa Paulus yang telah "mengubah" peraturan tersebut (iaitu menghalalkan babi). Ia jelas melalui link yang dipautkan pada nama "Paulus" tersebut yang akan membawa kepada laman yang menyerang kerasulan Paulus. Namun, agak menghairankan apabila di dalam poin ke-4 nanti, penulis menggunakan penulisan Paulus sebagai sokongan kepada poin ke-4 tersebut.

Memandangkan penulis cuba meletakkan "kesalahan" tersebut ke atas Paulus, berikut saya berikan beberapa ayat Alkitab yang mana bukan daripada Paulus, namun, menghalalkan daging babi.

Markus 7:14-23,
"Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
- Pada ayat ini, Yesus sendiri menyatakan bahawa bukan makanan yang menajiskan kita, tetapi apa yang timbul dari hati kita sendiri.

Kisah Para Rasul 10:9-16,
"Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit."
- Di dalam kisah ini pula, Tuhan sendiri yang menghalalkan apa yang sebelum ini dianggap sebagai haram oleh Petrus.

Kesimpulan
- Penulis mereka-reka alasan palsu dengan mengatakan kononnya babi dihalalkan kerana perubahan perkataan di dalam terjemahan Alkitab. Ini jelas menunjukkan bahawa penulis tidak tahu mengapa Kristian boleh memakan daging babi kerana tidak ada Kristian, yang tahu tentang pengajaran Alkitab, menggunakan alasan seperti itu.
- Penulis juga cuba menuduh Paulus sebagai yang "menjadikan daging babi halal". Namun, penulis seperti tidak sedar bahawa wujud ayat-ayat lain di dalam Alkitab, yang bukan ditulis oleh Paulus, juga menghalalkan daging babi.
- Maka, hujah-hujah penulis pada poin ini adalah tidak benar.

Kita lihat poin kedua.
2. Alkitab Melarang Minum Khamar (Arak)
Dalam salah satu kegiatan peribadatan orang Kristen ada yang namanya perjamuan suci/perjamuan kudus. Kegiatan ini dilakukan dengan meminum secawan anggur (berwarna merah) yang katanya melambangkan darah Yesus, kemudian memakan sepotong kecil roti yang melambangkan daging Tuhan Yesus. Lalu bagaimanakah pandangan Injil mereka tentang minum khamer sendiri? Hal ini boleh dilihat pada kitab Imamat 10:9. Dan juga ada dalil lain yang menguatkan bahwa minum-minuman keras itu haram dan sangat dilarang bagi orang yang mengimani Injil.
(4) Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. (14) Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon aanggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya.” (Hakim-hakim 13 :4 dan 14)
Penulis masih melakukan kesilapan yang sama apabila mengatakan kitab Imamat sebagai Injil, sedangkan ia tergolong di dalam kitab-kitab Taurat.

Selain itu, tidakkah penulis tahu bahawa Yesus sendiri yang memerintahkan murid-murid-Nya menjalankan Perjamuan Kudus?
"Kemudian Yesus mengambil roti. Setelah Dia mengucap syukur kepada Allah, Dia membahagi roti itu lalu memberikannya kepada mereka sambil berkata, "Inilah tubuh-Ku, yang diberikan untuk kamu. Berbuatlah demikian untuk mengenang Aku." Begitu juga setelah makan, Dia memberikan cawan itu kepada mereka sambil berkata, "Cawan wain ini perjanjian Allah yang baru, yang disahkan dengan darah-Ku, darah yang dicurahkan untuk kamu." Lukas 22:19-20
Penulis juga telah memetik ayat Hakim-hakim 13:4 dan 14 secara luar konteks. Berikut adalah konteks keseluruhan ayat tersebut:
"Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin empat puluh tahun lamanya. Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak. Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: "Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin." Kemudian perempuan itu datang kepada suaminya dan berkata: "Telah datang kepadaku seorang abdi Allah, yang rupanya sebagai rupa malaikat Allah, amat menakutkan. Tidak kutanyakan dari mana datangnya, dan tidak juga diberitahukannya namanya kepadaku. Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya, anak itu akan menjadi seorang nazir Allah." Lalu Manoah memohon kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan, berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu, datang pula kepada kami dan mengajar kami, apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu." Maka Allah mendengarkan permohonan Manoah, sehingga Malaikat Allah datang pula kepada perempuan itu, ketika ia duduk di padang dan ketika Manoah, suaminya itu, tidak ada bersama-sama dengan dia. Kemudian perempuan itu segera berlari memberitahukan kepada suaminya, katanya kepadanya: "Orang yang datang kepadaku baru-baru ini menampakkan diri pula kepadaku." Lalu bangunlah Manoah dan mengikuti isterinya. Setelah sampai kepada orang itu, berkatalah ia kepadanya: "Engkaukah orang yang telah berbicara kepada perempuan ini?" Jawabnya: "Benar!" Lalu kata Manoah: "Dan apabila terjadi yang Kaukatakan itu, bagaimanakah nanti cara hidup anak itu dan tingkah lakunya?" Jawab Malaikat TUHAN itu kepada Manoah: "Perempuan itu harus memelihara diri terhadap semua yang Kukatakan kepadanya. Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya. Ia harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya."" Hakim-hakim 13:1-14
Jika kita membaca keseluruhan konteks ayat Hakim-hakim 13:4 dan 14 tersebut, perintah yang diberikan tersebut adalah khusus untuk isteri Manoah kerana dia akan melahirkan seorang anak yang akan menjadi "nazir Allah" yang akan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Filistin.

Dengan kata lain, ayat yang dipetik oleh penulis sebenarnya adalah perintah khusus untuk isteri Manoah, dan bukanlah suatu perintah mutlak untuk seluruh bangsa Israel agar tidak mengambil sebarang minuman beralkohol atau makanan yang haram. Namun, penulis menjadikannya kelihatan sebagai suatu perintah mutlak dengan hanya memetik ayat 4 dan 14 sahaja. Adakah hal ini disengajakan oleh penulis? Hanya penulis yang tahu.

Penulis kemudian memberikan kenyataan berikut:
Theologi Kristen Menghalalkan Minum Anggur
Mereka tentunya mempunyai alasan kenapa mereka melanggar larangan minum anggur ini, dan ternyata memang mereka punya dalil untuk menguatkan pendapat mereka tersebut. Salah satu dalil yang digunakan mereka untuk menghalalkan minum anggur adalah sebuah cerita dalam Injil tentang mukjizat tuhan Yesus yang pertama1 mengubah air menjadi anggur yang sangat nikmat rasanya. Kalau Tuhan mereka saja melakukan mukjizat dengan merubah air menjadi anggur, kenapa kita umatnya tidak boleh meminum anggur.
Kenapa Tuhan malah melanggar hukum yang dibuatnya sendiri? Kenapa Tuhan mereka melakukan satu mukjizat yang bertentangan dengan hukum sebelumnya yang sudah ditetapkan jauh hari sebelum Yesus lahir.
Seperti yang telah didedahkan di atas, petikan ayat Hakim-hakim 13:4 dan 14 yang dipetik penulis tidaklah seperti yang cuba digambarkan oleh penulis. Maka, soalan-soalan yang ditimbulkan penulis ini sebenarnya tidak relevan dakwaan yang cuba diberikan oleh penulis. Kerana, kenyataan "kenapa Tuhan malah melanggar hukum yang dibuatnya sendiri?" adalah berdasarkan tafsiran luar konteks ayat Hakim-hakim 13:4 dan 14, di mana penulis cuba menggambarkan ayat-ayat tersebut sebagai suatu hukum mutlak.

Adakah ini bererti arak/minuman beralkohol boleh diminum oleh Kristian? Saya berikan pautan berikut sebagai jawapan ringkas.

Kesimpulan
- Penulis memberikan konteks yang salah untuk ayat Hakim-hakim 13:4 dan 14 yang dipetiknya.
- Penulis juga salah faham tentang pengambilan Alkohol yang dibenarkan menurut Alkitab. Yang dilarang oleh Alkitab adalah kemabukkan dan ketagihan Alkohol.

(bersambung...)
----------------------
Nota Kaki:
[1] Kesilapan yang hampir sama juga terjadi di dalam buku "Jesus adalah Muslim?".

[2] Taurat terdiri daripada kitab Kejadian, kitab Keluaran, kitab Imamat, kitab Bilangan, dan kitab Ulangan. Juga dikenali sebagai Pentateuch.

[3] Sebenarnya, saya mengandaikan terjemahan Alkitab tahun 1968 yang dimaksudkan oleh penulis adalah Terjemahan Lama Lembaga Alkitab Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1958, kerana itu adalah terjemahan yang paling hampir kepada ayat yang diberikan oleh penulis. Ini kerana ayat tersebut sedikit berbeza dengan terjemahan Alkitab rasmi yang ada. Anda boleh membandingkannya di sini.

[4] Perkataan asal "babi" pada Imamat 11:7 adalah "חזיר"(disebut khaz-eer) dan boleh membawa maksud babi atau babi hutan. Ia tidak membawa sebarang pertukaran konteks pada ayat tersebut. Anda boleh merujuk kepada leksikon berikut: 1, 2.

Ulasan