Langkau ke kandungan utama

Menjawab 9 kecelaruan fakta terhadap kepercayaan Kristian - Bahagian II

Bahagian I boleh dibaca di sini.
-------------------------------------------------
Post ini timbul dari komen yang ditinggalkan oleh seorang pengunjung tanpa nama blog ini. Komen-komen tersebut boleh dibaca bermula di sini. Selain itu, seorang lagi pembaca blog ini (tidak akan saya nyatakan nama beliau) juga meminta (melalui mesej) agar respon diberikan kepada kesembilan poin di dalam komen tersebut.
-------------------------------------------------

Kita lihat poin ketiga,
3. Bersunat wajib bagi laki-laki Kristian
Perintah sunat bukan perintah baru, melainkan sudah ditetapkan Allah lama dan jauh sebelum Yesus lahir ke dunia. Lihat dalil pada kitab Kejadian 17:10-11 yang berbunyi :
(10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. (11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara kamu dan Aku.
Orang Kristian juga tidak dapat mengambil teladan baik dari Nabinya yang sangat terkenal yaitu Nabi Ibrahim (Abraham), padahal anak Nabi Ibrahim disunat semua. Sila lihat kepada ayat ini:
“Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, kemudian ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.” (Kejadian 21 :4)
Bahkan Tuhan Yesus orang Kristen sendiri disunat. Aneh bukan bila sampai ada orang Kristen yang mengaku pengikut Yesus malah menolak disunat. Cuba kita lihat pada kitab Lukas 2:21.
“Dan ketika genap delapan hari dan ia (Yesus) harus disunat, ia diberi nama Yesus.”
Penulis sekali lagi cuba menggambarkan sesuatu perintah yang terdapat di dalam Perjanjian Lama (dalam hal ini bersunat) sebagai sesuatu yang mutlak. Namun, penulis mungkin terlepas pandang bahawa "bersunat" yang diperintahkan kepada Abraham adalah tanda kepada suatu "Perjanjian" di antara Abraham dan Tuhan.


Apakah "Perjanjian" tersebut? Penulis tidak menyentuh langsung tentang hal tersebut. Sedangkan "Perjanjian" ini sangat penting dalam memahami mengapa Tuhan memerintahkan Abraham untuk bersunat. Perlu ditekankan, bersunat hanya diperintahkan oleh Tuhan bermula dengan Abraham. Sedangkan dari Adam hinggalah Nuh, Tuhan tidak pernah memerintahkan untuk mereka bersunat. Adakah ini bererti Adam dan semua orang sehingga Nuh, telah melakukan sesuatu yang "salah" kerana tidak bersunat? Malah, perintah untuk tidak memakan daging babi atau arak juga tidak diberikan kepada Adam sehinggalah kepada Abraham. Perintah tersebut hanya diberikan bermula daripada Musa.

Sangat jelas, terdapat suatu penggalian yang lebih dalam untuk kita memahami hal "bersunat" ini. Namun, penulis cuba menggambarkannya secara ringkas dan mengabaikan perincian-perincian penting yang diperlukan dalam memahami hal bersunat ini.

Memandangkan penjelasan untuk hal bersunat ini agak panjang, saya sertakan beberapa pautan ke laman-laman web yang berkaitan untuk menjelaskan hal ini: 1, 2 (lihat bahagian 09. Khitan), 3.

Penulis menambah,
Orang Kristen Menolak Hukum Sunat

Lagi-lagi alasan utama mereka menolak hukum sunat didasarkan pada perintah Paulus, pada beberapa ayat yang berikut ini:
“Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak berguna bagimu….sebab bagi orang yang berada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai erti, hanya iman yang berkerja oleh kasih.” (Galatia 5:2)
Ada juga perkataan Paulus di Galatia 6:15 dan 1 Korintus 7:19.
Semua ayat-ayat di atas adalah ucapannya Paulus, dan ternyata orang Kristen itu lebih mentaati perintah Paulus ketimbang perintah Tuhan mereka sendiri. Sebenarnya Tuhannya Paulus atau Yesus?
Sekali lagi, penulis cuba menggambarkan seolah-olah Paulus yang telah mengubah tentang hal "bersunat" ini. Namun, penulis tidak menjelaskan langsung konteks ayat-ayat Alkitab yang dipetiknya. Penulis hanya memetik ayat-ayat tersebut secara luar konteks dan cuba menggambarkan seolah-olah ia bercanggah dengan hukum Taurat. Sedangkan, yang diperkatakan oleh Paulus di dalam ayat-ayat tersebut bukan tentang meniadakan hukum sunat, tetapi menjelaskan tentang keselamatan yang diperolehi oleh setiap orang yang percaya kepada pengorbanan dan kebangkitan Kristus untuk menebus manusia dari dosa.

Ketika itu, wujud suatu pendapat bahawa untuk beroleh keselamatan, tidak cukup hanya percaya kepada Yesus, tetapi juga perlu disunat menurut Taurat. Maka, Paulus menulis surat kepada jemaat di Galatia untuk menjelaskan bahawa pendapat tersebut adalah tidak benar sama sekali. Keselamatan yang diperolehi daripada Kristus adalah melalui kasih karunia, bukan usaha menurut hukum Taurat. Kita lihat konteks penuh Galatia 5:2.
1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. 11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!
Jelas bahawa yang diperkatakan oleh Paulus adalah tentang keselamatan yang diperolehi dengan beriman kepada Kristus. Ini kerana jika kita bersunat kerana mahu diselamatkan, ini bererti kita perlu melakukan dan tunduk kepada semua hukum Taurat untuk diselamatkan. Namun, Yesus sendiri berkata bahawa Dia datang untuk menggenapi hukum Taurat.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." (Matius 5:17)
Yesus menggenapi hukum Taurat dengan mentaati dan melakukan kesemua perintah di dalam hukum Taurat bagi pihak kita. Saya berikan pautan ini untuk penjelasan yang lebih terperinci.

Kesimpulan
- Penulis gagal menjelaskan tujuan "sunat" menurut Alkitab.
- Penulis cuba menggambarkan seolah-olah Paulus yang meniadakan "sunat", sedangkan Yesus sendiri yang mengatakan Dia yang akan menggenapi Taurat (termasuk sunat).

Kita lihat poin keempat.
Penulis memberikan poin keempat seperti berikut:
4. Alkitab mengajarkan berdoa harus menengadahkan tangan
Inilah salah satu bukti persamaan ajaran Alkitab dengan Al-Qur’an, yaitu kalau berdoa harus menengadahkan tangan. Mari kita dengar firman Tuhan berikut ini :
“Oleh karena itu Aku ingin, supaya dimana orang laki-laki berdoa dengan menengadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” (1 Timotius 2 : 8)
Berdoa dengan cara ini merupakan cara yang sopan dan bukti kalau kita ini memang betul-betul memerlukan pertolongan Tuhan dengan cara meminta kepada-Nya.
Pada poin ini, tujuan penulis jelas terbongkar iaitu mahu menyamakan ajaran yang terdapat di dalam kepercayaan Islam dengan apa yang terdapat di dalam Alkitab. Namun, pada masa yang sama, poin ini mendedahkan bahawa penulis sendiri tidak begitu tahu tentang kepercayaannya sendiri!

Perhatikan, penulis mendakwa bahawa "ajaran Al-Qur'an, iaitu kalau berdoa harus menengadahkan tangan". Namun, sebenarnya tidak ada satu pun ayat di dalam Al-Quran yang menyuruh untuk menengadahkan tangan ketika berdoa.[5] Malahan, sehingga hari ini, terdapat percanggahan pendapat di antara Muslim berfahaman Sunnah dan Syiah tentang cara berdoa yang betul.[6]

Bukan itu sahaja, perhatikan bahawa penulis memetik ayat Alkitab dari kitab 1 Timotius. Tahukah anda siapa yang menulis kitab 1 Timotius ini? Jawapannya adalah Paulus. Sangat menghairankan apabila penulis begitu anti terhadap Paulus dan menuduh Paulus sebagai yang telah mengubah pengajaran Yesus. Namun, pada poin ini, penulis menggunakan pula tulisan Paulus untuk menyokong poinnya.

Selain itu, ayat 1 Timotius 2:8 ini bukanlah menyuruh Kristian untuk berdoa dengan posisi menengadahkan tangan seolah-olah ia suatu kewajiban. Konteks "menengadah tangan" di dalam ayat ini sebenarnya bermaksud sebagai suatu perlakuan yang melambangkan penyerahan penuh kepada Tuhan iaitu berdoa sungguh-sungguh dengan sepenuh hati.

Dan, jika kita membaca terjemahan sebenar ayat ini, ia tidak menyebut tentang "menengadahkan" tangan,
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. (1 Timotius 2:8)
Perhatikan, perkataan "menengadahkan" tidak ada, tetapi perkataan sebenar adalah "menadahkan". Namun, ia tidak menjadi isu kerana "menengadahkan" dan "menadahkan" adalah perlakuan yang serupa. Anda boleh melihat perbandingan terjemahan ayat ini di sini.

Yang jelas, dakwaan penulis bahawa "Alkitab dan Al-Quran mengajarkan untuk menengadahkan tangan ketika berdoa" adalah tidak tepat.

Penulis kemudian menambah,
Orang Kristen Berdoa Malah Melempit Tangan
Kalau ditanya kenapa mereka berdoa dengan cara demikian? Tentu mereka menjawab ini adalah ajaran yang telah kami terima dari orang-orang tua serta pemuka agama kami dari dulu hingga sekarang.
Maka kalau mereka memang benar, suruh mereka menunjukkan mana dalil dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa kalau orang Kristen berdoa hanya melempit tangan mereka? Ajaran ini berasal dari manusia, dan hanya hasil rekayasa dan tipu daya para pendeta agar cara beribadah orang Kristen tidak sama dengan orang Islam."
Sebenarnya, perbuatan "melempitkan" tangan bukan suatu kewajiban yang mesti dibuat oleh Kristian ketika berdoa. Kristian tidak pernah mengajarkan bahawa berdoa "wajib" melempitkan tangan. Dari mana penulis mendapat pengajaran ini? Saya tidak tahu. Yang pasti, ia bukan daripada pengajaran Kristian.

Cara Kristian berdoa bukan berdasarkan postur tubuh atau posisi tangan. Yang dilihat Tuhan bukanlah perbuatan fizikal, tetapi hati kita ketika berdoa kepada-Nya. Kristian boleh berdoa dalam keadaan duduk, berlutut, meniarap, berbaring, bersujud, atau apa sahaja postur tubuh. Kristian tidak dihadkan dengan apa-apa peraturan posisi tubuh ketika berdoa seperti Muslim.

Maka, dakwaan penulis ini sebenarnya langsung tidak berkaitan dengan kepercayaan Kristian.

Kesimpulan
- Perbuatan menengadahkan tangan ketika berdoa bukanlah suatu kewajiban di dalam kepercayaan Kristian. Kerana Tuhan melihat hati (1 Samuel 16:7), bukan perbuatan.
- Kristian juga tidak mewajibkan perbuatan melempitkan tangan ketika berdoa. Maka, tuduhan penulis sebenarnya adalah tuduhan palsu.

(bersambung...)


--------------------
Nota Kaki:
[5] Jika wujud ayat Al-Quran yang menyuruh berdoa dengan menengadahkan tangan, saya alu-alukan agar anda memberikannya. Menengadahkan tangan diperolehi melalui hadis, bukan Al-Quran.

[6] Muslim Sunnah mendakwa cara Syiah berdoa dan bersolat adalah salah dan begitu juga dakwaan oleh Muslim Syiah terhadap Muslim Sunnah.

Ulasan